Rabu, 17 September 2014

Kota Wisata Batu (KWB)

Budaya 
Membahas soal “Bangga Indonesia” tidak lepas dari bagaimana kita mengapresiasi apa yang dimiliki oleh Indonesia itu sendiri. Indonesia mempunyai sekitar 300 etnis yang setiap etnis memiliki keragaman seni dan budaya masing-masing. Batik, Angklung, Reog dan masih banyak lainya adalah hasil buah pikiran bangsa yang didalamnya terkandung banyak filosofi hidup bermasyarakat.


Untuk budaya seperti batik, angklung dan reog sepertinya sudah umum kita kenal. Di tulisan kali ini saya akan menceritakan soal kesenian “Bantengan”. Kesenian bantengan sendiri adalah gabungan dari seni beladiri silat dan juga tari-tarian. Menurut berbagai sumber, bantengan sendiri di ciptakan oleh seorang ksatria/patih dari kerajaan kanjuruhan (sekarang Malang Raya). Untuk menggali informasi mengenai kesenian bantegan ini sangat sulit, narasumber saya Mas Agus (Pendekar Bantengan Nuswantara) sampai harus melakukan tapa (semedi) dan bertanya kepada leluhur mengenai asal muasal dari bantengan.
Seperti namanya, gerak tarian bantengan diambil dari gerakan hewan banteng seperti langkahnya, gelengan kepala dan lain sebagainya. Unsur leluhur adalah yang terpenting dalam kesenian bantengan ini mulai dari awal membuat kepala bantengan sampai dengan saat pertunjukanya. Mas Agus menceritakan, untuk membuat kepala bantengan tidak sembarang orang bisa membuatnya. Bentuk dan ornamen yang ada di kepala bantengan adalah “pesanan” dari leluhur yang di linggihkan di kepala bantengan. Tidak jarang saat membuat kepala bantengan si pembuat di pandu (secara tidak sadar) oleh kekuatan diluar dirinya.
Sebelum memulai tari bantengan, para pemain akan mengadakan upacara di punden tempak diadakanya pertunjukanya. Pertunjukan Bantengan sangat jauh dari unsur komersil, untuk mengadakan pertujukan para pemain gotong-royong patungan.Diiringi dengan musik gamelan jawa, pemain bantengan akan menari-nari dengan mengenakan kepala bantengan (saat pertunjukan pemain di bantu leluhur yang di linggih kan didalam kepala bantengan, karena beratnya bisa mencapai 20kg, hampir mustahil pemain bisa menari dengan mengenakan kepala bantengan). Selama pertunjukan kita juga bisa menyaksikan macanan yang mengiringi pemain bantengan. Sanggar kesenian Bantengan sendiri tersebar di Malang Raya, Kediri, Probolinggo dan Pasuruan, setiap daerah juga memiliki ciri khasnya masing-masing.
Makanan Khas Kota Batu

Kota Batu terkenal dengan Apelnya, semua tahu itu. Lalu, adakah makanan khas lain dari kota dingin ini?
CincauCincau biasa di buat sebagai minuman yang manis dan dingin. Bisa juga di gunakan sebagai bahan tambahan kolak. Cincau berasal dari daun cincau yang di haluskan dan diambil sarinya untuk kemudian di olah menyerupai jelly kenyal berwarna hijau atau hijau kehitaman.Di kota Batu, para pembuat cincau terletak di desa Tlekung, kecamatan Junrejo.
Cuka ApelSebagai penghasil apel yang besar, Kota Batu juga berhasil mengolah bahan makanan baru dengan menggunakan apel sebagai bahan dasarnya. Cuka apel, adalah salah satu produk andalan kota Batu yang terletak di desa Temas. Produk cuka apelnya di pasarkan dengan menggunakan merk Wukir Sari.
Dodol ApelSatu lagi produk olahan dari apel adalah dodol apel. Makanan yang manis dan kenyal ini di produksi di desa Bumiaji dan telah di pasarkan ke hampir seluruh Indonesia.
Keripik ApelTak puas menggunakan olahan apel dalam bentuk makanan manis, Kota Batu pun ber ekplorasi menjadikan apel sebagi keripik andalan mereka. Bersama dengan berbagai macam kripik buah a la kota Malang dan Batu, keripik apel juga banyak di beli oleh para wisatawan sebagai produk oleh-oleh.


 Ciri khas
Kota Batu adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 15 km sebelah barat Kota Malang, berada di jalur Malang-Kediri dan Malang-Jombang. Kota Batu berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan di sebelah utara serta dengan Kabupaten Malang di sebelah timur, selatan, dan barat. Wilayah kota ini berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 15-19 derajat Celsius.
Ada pula objek wisata terbaru di Kota Batu berupa wisata udara paralayang. Setiap hari Minggu, di alun-alun Batu diselenggarakan Pasar Wisata Minggu yang menjual makanan khas Batu serta berbagai macam kerajinan tangan. Jatim Park merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Jawa Timur dan kini menjadi salah satu ciri khas Kota Batu dan Malang. Di kota ini banyak terdapat villa serta sejumlah hotel berbintang lima.
Batu juga dikenal sebagai kawasan agropolitan, sehingga mendapat julukan Kota Agropolitan. Seperti halnya kawasan Malang Raya dan sekitarnya, Batu banyak menghasilkan apel, sayur mayur, dan bawang putih. Batu juga dikenal sebagai kota seniman. Ada banyak sanggar lukis dan galeri seni di kota ini. Yang terbaru Batu Night Spectaculer, Jatim Park 1, Museum Satwa dan Museum Angkut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar